Sandiaga Uno termasuk seorang pengusaha yang sukses dalam usia muda. Saat ini total asset nya mencapai 245 juta dollar AS, Pengusaha Muda ini masuk dalam 63 orang terkaya di Indonesia.
Tapi tahukan Anda untuk mencapai kondisi sekarang, banyaklah cerita yang bisa saja menumbangkan hati, sikap dan menjatuhkan mental, tapi kegagalan tidak disikapi negatif oleh Sandi.
Sebelum menjadi Pengusaha, lulusan The Wichita State University (Amerika Serikat ) dengan predikat summa cum laude ini adalah seorang yang pernah bekerja di beberapa perusahaan dengan posisi yang menjanjikan. Tapi 2 perusahaan dari 3 perusahaan tempat Sandi mengimplementasikan kemampuannya mengalami kasus yang sama yaitu bangkrut dan menyebabkan Sandi harus hengkang dari perusahaan - perusahaan tersebut. Bersamaan dengan di PHK nya Sandi, uang hasil jerih payahnya selama bekerja yang di investasikan di pasar modal ikut hilang karena ambruknya bursa saham global (tahun 1997)
Berdasarkan pengalamannya bungsu dari dua bersaudara ini menyimpulkan bahwa : "Sebagai Karyawan perusahaan, banyak hal dapat terjadi di luar kontrol kita. Apabila keadaan ekonomi memburuk, ada kemungkinan kita di PHK meskipun kita memiliki prestasi di perusahaan itu."
Karena sulitnya mendapatkan pekerjaan di masa krisis moneter dan juga karena adanya desakan kondisi yang mengharuskannya untuk Survive melahirkan ide untuk memulai usaha yang dibangun bersama teman SMA nya dengan nama PT. Recapital Advisors. Perusahaan Pertamanya ini didanai dengan modal yang pas-pasan, Sandi menyewa tempat kecil bekas studio foto yang disulapnya menjadi kantor, dengan jumlah karyawan pada saat itu berjumlah 4 orang.
Setiap ada klien, Sandiaga tidak mau bertemu di kantornya, karena ia malu, ia mengajak kliennya bertemu di hotel. Untuk mengembangkan usahanya, Sandiaga mengajukan kredit kepada Bank. dalam 1 minggu Sandi pernah mengalami penolakan sampai 25 kali. Penolakan dan penghinaan kerap dicicipinya. Ketidakpercayaan klien menjadi makanan sehari-hari. Maklum Sandi masih sangat terlihat muda. Semakin ditolak, Sandi semakin bergairah.
Perusahaan kedua Sandi adalah PT. Saratoga Investama Sedaya yang didirikan bersama anak Edwin Soeryadjaja. Saratoga adalah perusahaan Private Equity. Saratoga mempunyai saham besar di PT. Adaro Energy tbk, perusahaan batu bara terbesar kedua di Indonesia yang punya cadangan 928 juta ton batu bara.
Private Equity fund adalah perusahaan pengelola investasi yang mendapat sponsor dari berbagai pihak baik individual maupun institusi yang tugasnya mencari perusahaan-perusahaan bermasalah yang layak dikucurkan investasi, lalu ditingkatkan kinerjanya, dan kemudian dijual kembali. Prosentase bagi hasilnya bisa beragam, Private Equity bisa mendapat fee management sebesar 2% dan 20% untuk carry interest (semacam success fee).
Bisnis yang dijalankan Sandiaga waktu itu tergolong sedikit pemainnya dan prospeknya bagus, maka tak berapa lama kemudian, dengan berkat doa dan kerja keras, Sandi terus mencari peluang baru, ia menemui orang-orang kaya dan potensial, sekarang ia menjadi orang yang sangat berhasil dalam usia yang sangat muda. Ada 12 perusahaan yang sudah diambil alih. Beberapa perusahaan telah dijual, antara lain PT. Dipasena Citra Darmaja, PT.Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dan PT. Astra Microtronics.
Hal yang paling berat adalah memberikan keyakinan kepada para investor untuk menanamkan uangnya ke Private Equity, karena Investor ragu dengan prospek Indonesia di masa depan.
TIPS BISNIS SANDIAGA UNO :
Kerja Keras
"Dalam menjalankan atau mengerjakan sesuatu, walaupun kita sudah bekerja sekeras apapun, apabila tidak fokus, maka hasilnya tidak bisa mencapai titik maksimal."
Pantang Menyerah
"Jangan pernah takut akan kegagalan, karena sejatinya kita tidak akan bisa mencapai puncak kesuksesan sebelum mengalami kegagalan. Berikutnya adalah kerja keras, pantang menyerah, disiplin, dan fokus dalam menjalankan setiap usaha. Jangan pula takut memulai usaha yang berbeda dari yang lain, teruslah berinovasi. Dan satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan, perluaslah jaringan atau network!"
"Dunia usaha seperti naik sepeda, yakni kerap jatuh bangun. Hanya keberanian, optimisme dalam memandang masa depan yang membuka jalan untuk mendulang kesuksesan."
Networking
"Jejaring relasi hanya menyumbang 30% dari kesuksesan. Unsur kesuksesan selebihnya bersumber dari kerja keras dan menjaga kepercayaan."
Target
"Hidup harus punya target. Tanpa target, pencapaian akan sulit."
(sumber : Buku The Power of Mimpi by Akbar Kaelola)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar