Elang Gumilang adalah salah satu pengusaha muda yang sukses. Berawal sebagai penjual donat, kini elang telah merambah ke bisnis properti. Dengan omzet pertahun lebih dari 20 milyar. Lalu seperti apa perjalanan anak muda yang punya impian memiliki 100ribu karyawan ini?
MANDIRI
Elang Gumilang lahir pada 6 April 1985. Sejak kecil, ia terbiasa dengan mindset kemandirian. Walau orang tuanya tergolong mampu, sejak kelas 3 SMU, Elang sudah memancangkan niat untuk membiayai kuliahnya sendiri. Targetnya dapat Rp 10 juta. Ia pun mencari peluang, dan idenya sederhana, jualan donat keliling. Dalam 1 hari, Elang mampu mengantongi tidak kurang dari Rp 50.000.
Setelah berjualan beberapa kali, Elang kepergok orang tuanya. Dengan pertimbangan ujian akhir semakin dekat, maka usahanya dihentikan. Elang pun mencari taktik baru agar target 10 juta tercapai.
Waktu itu Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB mengadakan lomba Java Economic Competition se-Jawa, Elang berhasil menyabet gelar juara. Dan ketika Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengadakan kompetesi Ekonomi, Elang pun ambil bagian, dan berhasil menggondol juara ketiga.
Lulus SMU, Elang masuk Fakultas Ekonomi IPB tanpa tes. Dari uang hasil lomba hanya tersisa Rp 1 juta. Ia pun mencari peluang lain, jualan sepatu di Asrama Mahasiswa IPB. Selang 1 bulan berjualan, Elang sudah mendapatkan uang Rp 3 juta. Setelah berjalan beberapa kali, bisnis ini tidak berjalan bagus lagi, karena supplier yang digunakannya menurunkan kualitas sepatunya.
Elang melihat lampu-lampu di kampusnya redup. Matanya berbinar melihat peluang. Berbekal surat dari kampus, ia langsung tancap gas melobi kantor Philips pusat untuk menyetok lampu di kampusnya. Dengan modal kertas sakti tersebut, ia mendapat fee 15 juta dari setiap penjualan. Melihat pola bisnisnya yang kurang cerah, karena bisnis lampu sifatnya musiman dan perputarannya kurang cepat, Elang pun melirik bisnis minyak goreng, dengan mensuplai warung-warung. Bisnis ini menyedot tenaga yang sangat besar, karena 80% menggunakan otot, dan akibatnya aktivitas kuliah terganggu. Lagi-lagi bisnis dihentikan.
LIBATKAN ALLAH
Setelah berproses dengan berbagai masalah, Elang melirik bisnis les bahasa inggris, ia mengontak kenalan dan teman-teman yang jago bahasa inggris untuk diminta mengajar. Hasilnya bisnisnya berjalan, tanpa keterlibatan dirinya, untuk mengisi waktu luangnya, ia memilih menjadi marketer perumahan. Dalam sebuah perenungannya, sebelum masa-masa akhir kuliahnya, Elang shalat istikharah dan mendapatkan dirinya dalam mimpi, ia berada di Manhattan City. Elang pun bertanya, siapa yang membangun bangunan yang indah-indah ini. Orang yang berada dalam mimpinya itu menjawab, itu kamu. Inilah jawaban dari hasil istikharahnya.
Sebagai pemula, Elang memiliki kendala dipermodalan. Menyerahkah Elang ?
BERMIMPI BESAR
Pontang-panting Elang mencari sumber dana dari Bank, ia bolak-balik dari satu Bank ke Bank lain, dan jawabannya tidak mengenakkan, "Lebih baik memberikan modal pada tukang gorengan daripada diberikan pada mahasiswa." Bahkan dalam waktu itu, ia mengalami masa sulit, Elang nekat menggunakan KTA (Kredit Tanpa Agunan) sehingga harus membayar bunga besar, ia terjerat dalam hutang. Cicilan sangat memberatkan. Ini adalah masa-masa sulit bagi Elang. Ia pun memutuskan untuk berhenti berhubungan dengan KTA. Kali ini mencari partner dalam bisnis. Ia kumpulkan teman-temannya dan terkumpulah modal usaha.
Dari satu rumah yang dibuatnya, Elang berhasil menjual dengan cepat, modal pun diputarkan lagi menjadi rumah-rumah selanjutnya. Media promosinya lewat iklan di koran daerah. Harga rumah yang ditawarkan memang tergolong murah, sekitar 25-37 juta, ukuran 22 meter persegi, luas tanah 60 meter persegi, tidak heran, dalam waktu singkat, rumah terjual.
Waktu itu karyawan Elang Gumilang ada 7 orang, dari administrasi sampai pemasaran. Omzet pertahunnya telah menembus lebih dari 20 milyar, dan terus naik sampai sekarang. Bank yang mengacuhkannya, kini berbalik arah dan menawarkan kredit untuk Elang. Elang pun mengepakkan sayapnya dalam bisnis property.
BERDERMA
Elang tak lupa bahwa ada hak bagi kaum papa dalam hartanya, setiap keuntungan yang diperolehnya, ia sisihkan 10% kepada orang-orang yang sangat membutuhkan. Selain itu, ada sedekah mingguan, bulanan, dan tahunan. Bagi Elang, jauh lebih penting adalah kontinuitas dalam sedekah, bukan pada kuantitasnya. Karena ini menyangkut sikap mental.
Elang Gumilang mempunyai banyak harapan yang ingin diraihnya. Salah satu CITA-CITA yang ingin diraihnya adalah memiliki 100ribu karyawan.
(sumber : Buku The Power of Mimpi by Akbar Kaelola)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar