Tulisan ini berlanjut dari Artikel sebelumnya yang berjudul Bisnis MLM, Saya akan memaparkan 1 sd 10 Excuse yang sering terdengar yang berwujud penolakan orang terhadap MLM yang bersumber dari Buku yang sama yaitu buku NO EXCUSE!
Berikut pemaparan Isa Alamsyah, mengenai Excuse-excuse yang sering dikumandangkan oleh orang-orang yang melakukan penolakan terhadap Bisnis MLM.
Excuse 1 : Saya Tidak Bisa !
Banyak orang yang menolak tawaran MLM dengan alasan :
"Saya tidak bisa !"
Alasan paling klasik adalah :
"Saya tidak bisa jualan !"
"Saya tidak pandai ngomong !"
Saya sendiri termasuk yang pernah menolak MLM karena merasa tidak bisa jualan. Apalagi dulu Saya aktif di kegiatan sosial dan keagamaan, jadi kadang-kadang merasa kalau mengajak orang gabung ke MLM seperti memanfaatkan teman.
Tapi setelah sadar bahwa bisnis MLM bisa mengubah taraf hidup orang banyak, mengentaskan kemiskinan, Saya dengan mudah mengclosing orang demi orang. Jaringan Saya berkembang ribuan hanya dalam waktu singkat.
Setiap men-closing Saya merasa seperti mengajak teman-teman Saya untuk menuju hidup lebih baik. Apalagi dilingkungan MLM semua member selalu dididik untuk mempunyai mimpi besar, mempunyai lingkungan positif, melihat tontonan positif, dan segal yang membuat diri menjadi lebih baik. Banyak anggota jaringan yang dulu berpikir sederhana, jadi punya impian besar dan mau berjuang.
Memang Saya akui tidak semua berhasil mencapai puncak, tetapi begitupun ada yang tersisa, mereka kembali punya impian, dan terbiasa berfikir positif. Ini juga pencapaian yang LUAR BIASA !
Excuse 2 : Kamu Tidak Bisa !
Kadangkala ketika kita menjalankan MLM, banyak orang terdekat yang tidak setuju dengan kita, Mereka menganjurkan pada kita untuk mencapai bisnis "sungguhan", padahal ya MLM bisnis sungguhan.
Ini mengingatkan Saya pada kisah Sylvester Stallone yang bertahun-tahun mencoba peruntungan untuk menjadi aktor tapi gagal. Istrinya menekannya untuk mencari pekerjaan "sungguhan", yang bukan bintang film.
Wajar saja MLM ditolak karena konsep bisnis ini masih baru dan banyak yang masih tidak mengerti. Setiap konsep baru selalu ada penolakan. Jangankan MLM, para Nabi yang kini kita agung-agungkan, juga dulunya mengalami penolakan.
Saya mengenal banyak leader sukses MLM yang sebelumnya juga tidak didukung teman dan keluarganya, diantaranya bahkan disidang dalam rapat keluarga.
"Mimpi jangan tinggi-tinggi nanti kalo jatuh sakit !"
"Sudah jangan ngoyo, bisnis yang wajar-wajar saja !"
Tetapi kini mereka sangat sukses, dan mereka yang dulu menghambat justru ikut menjalankan MLM tersebut. Pesan Saya, jika memang benar-benar yakin pada MLM tertentu, maksud saya benar-benar yakin dan sudah diteliti kredibilitas MLM-nya, maka jangan biarkan orang lain merebut IMPIAN Anda.
Pesan Saya untuk yang anti MLM, boleh-boleh saja anti MLM, tapi tolaklah dengan ilmu, bukan atas dasar persepsi membabi buta.
Kita bisa sukses tanpa MLM, tapi ada juga yang bisa sukses dengan MLM, jadi sikap saling menghormati akan sangat bijak.
Excuse 3 : Saya Tidak Berminat !
Banyak orang yang menolak tawaran MLM dengan alasan : "Saya tidak berminat !"
Biasanya bukan tidak berminat produknya, tapi tidak berminat pada sistem bisnisnya. Karena itu banyak yang membeli produknya tapi tidak mau menjadi anggotanya.
Saya bisa katakan hampir 100% orang-orang yang sukses di MLM dahulu sama sekali tidak bercita-cita menjadi leader MLM.
Hampir tidak pernah kita dengar anak kecil yang ketika ditanya apa cita-citanya, menjawab ingin menjadi leader MLM.
Silahkan tanya leader MLM yang sudah sukses mendapatkan mobil mewah, rumah mewah, dsb. Tidak ada satupun dari mereka yang masa kecilnya bermimpi menjadi leader MLM, bahkan banyak diantara mereka ketika mendengar MLM pertama kali merasa aneh dengan MLM. Tidak sedikit juga para leader sukses adalah orang yang awalnya anti MLM.
Lalu kenapa mereka bergabung dengan MLM jika sebelumnya tidak berminat atau anti MLM ? Karena setelah mereka membuka mata dan hati, dan melihat presentasi bisnis MLM secara bijak, mereka sadar bahwa MLM tersebut mungkin jalan keluar untuk mengejar impian.
Buat yang anti MLM, Saya sarankan jangan tergesa menolak MLM karena merasa tidak berminat. Coba telusuri dulu kemungkinannya, pastikan dulu bisnisnya, lihat kredibilitas perusahaannya atau visi pemilik perusahaannya. Kalaupun kita menolak, jangan menolak secara emosional, tapi alasan intelektual dengan basis alasan yang jelas.
Excuse 4 : Saya Tidak Cocok
Ada yang bilang MLM adalah bisnis yang cocok buat orang yang senang ngobrol. Ada juga yang berpendapat bisnis ini cocok buat yang pandai bicara dan mudah bergaul. Ada yang mengatakan bisnis ini cocok untuk mereka yang punya banyak teman. Padahal itu sama sekali tidak benar.
Bisnis ini cocok untuk siapa saja yang ingin hidupnya berubah, ingin mempunyai kebebasan waktu dan kebebasan financial dengan cara minim resiko.
Jadi jangan tolak MLM hanya karena merasa tidak cocok, karena merasa tidak pandai bicara atau merasa tidak punya banyak teman.
Kalau memang mau menolak, tolaklah karena analisa yang lebih mendalam terhadap prospek bisnis, kualitas produk, dan alasan lain yang mempunyai dasar kuat. Buka sekedar cocok atau tidak cocok.
Saya mengenal beberapa leader MLM yang sebelumnya sangat pemalu, dan tidak punya banyak teman, tapi kini sukses luar biasa di MLM. Mereka tidak hanya sukses secara financial akan tetapi juga kepercayaan dirinya tumbuh pesat.
Bagaimana Bisa ?
Karena di MLM terdapat support system, sebuah lembaga pendidikan dan kaderisasi yang siap membantu siapa saja untuk sukses. Kalo kita tidak bisa menerangkan bisnis MLM, silahkan bawa prospek (calon member) ke sistem, dan sistem yang akan melakukan kerja tersebut untuk Anda.
Excuse 5 : Saya Sudah Berusaha !
Banyak orang yang akhirnya berhenti di MLM karena merasa gagal padahal merasa sudah berusaha maksimal.
Daya tahan dalam berusaha merupakan salah satu kunci sukses dalam bisnis apapun, akan tetapi kadang kita punya standar "maksimal" yang rendah, sehingga yang kita katakan maksimal belum tentu benar-benar maksimal.
Saya mengenal salah satu leader MLM yang selama 3 bulan pertama presentasi berkali-kali tidak pernah mendapatkan downline satupun. Jika setelah 3 bulan ia berhenti dan mengatakan sudah bekerja keras, maka mungkin nasib leader tersebut tidak banyak berubah. Untung saja ia menambah hari setelah kegagalannya selama 3 bulan, dan di hari tersebut ia bertemu dengan seorang prospek yang luar biasa, dan dari prospek tersebut ia mempunyai ribuan anggota baru. Kepercayaan dirinya meningkat akhirnya ia sukses luar biasa. Mobil mewah mentereng di rumah megahnya, dan ia punya banyak waktu untuk bercengkrama bersama keluarga, karena ia sukses di MLM. ini tidak akan dicapainya kalau ia berhenti di tiga bulan pertama.
Kisah ini juga mengingatkan Saya pada salah satu kisah sukses sebuah perusahaan tambang di Amerika. Saat itu ada perusahaan tambang minyak yang merasa gagal dengan galiannya. Setelah tiga bulanan menggali, tidak ada satupun minyak yang ditemukan. Akhirnya pertambangan itu dijual. Perusahaan yang baru membeli pertambangan tersebut meneruskan penggalian, dan beberapa hari kemudian minyak keluar dan pembeli baru itu menjadi perusahaan kaya raya.
Excuse 6 : Saya Tidak Punya Modal !
Untuk sukses di MLM modal uang adalah unsur terkecil untuk mencapai sukses. Modal utama dalam MLM adalah Impian dan Sikap, daftar nama, dan Informasi dan Waktu serta Action.
Mereka yang impiannya tinggi akan sukses. Seperti Saya katakan sebelumnya, dalam semua bisnis dan usaha, Impian dan Sikap adalah kunci kesuksesan, hanya saja di bisnis lain tetap dibutuhkan modal uang.
Daftar nama adalah modal lain yang penting. Daftar nama tidak mesti teman sendiri, siapapun orang yang kita tahu bisa menjadi daftar nama. Manusia adalah makhluk sosial, jadi pasti berinteraksi dengan orang lain. Jadi semua orang punya modal untuk sukses di MLM.
Modal penting lain adalah waktu. Kita harus menyediakan waktu untuk action. Action pertama adalah appointment yaitu membuat janji bertemu dengan prospek kita. Action kedua adalah Presentasi. Presentasi adalah saat kita memberikan informasi tentang bisnis ini kepada orang lain. Selanjutnya setelah presentasi maka kita perlu action berikutnya yaitu follow up, atau melanjutkan pembicaraan.
Agar presentasi kita powerful dan meyakinkan, kita harus tahu benar kualitas produk MLM yang kita jalankan. Karena itu sebaiknya kita menyisihkan uang untuk beli produk. Membeli produk sebenarnya tidak bisa dikatakan sebagai modal murni, karena kita memakai produknya. Artinya serugi-ruginya bisnis MLM kita tetap punya produk, uang tidak hilang. Di bisnis lain ketika bisnis rugi, sebagian besar uang kita benar-benar hilang.
Excuse 7 : Saya Dari Keluarga Miskin !
Di MLM tidak kenal diskriminasi, tidak kenal kaya miskin. Tidak peduli seberapa miskin atau seberapa kaya, siapapun yang menjalankan bisnis MLM, mempunyai peluang yang sama. Mereka punya impian lebih besar, mereka yang menyediakan waktu lebih banyak dan lebih efisien, mereka yang bekerja lebih keras dan lebih cerdas, akan punya peluang sukses lebih banyak.
Saya mengenal TKW di Hongkong yang sukses mendapatkan mobil mewah dari MLM hanya dengan 2-3 tahun menjalankan bisnis MLM. Hebatnya, dia melakukan bisnis ini tanpa harus kehilangan kerja sebagai TKW. Dia tetap bekerja sebagai TKW, dan mengajak TKW lain untuk ikut memakai produk MLM yang dikonsumsinya.
Ia punya Impian untuk bisa jadi majikan, dan TKW lain pun punya impian sama. Ia punya impian untuk menjadi majikan yang tidak kasar sebagaimana banyak majikan kasar yang ia kenal. Impiannya tercapai. Ia sukses dan berhenti menjadi TKW. Kini wanita ini mempunyai mobil mewah dan asset berharga. Padahal jika dengan jalan konvensional ia harus menabung mungkin 5-10 tahun membuka bisnis, itupun belum tentu sesukses ini.
Saya juga mengenal seorang tukang ojek yang sukses setelah berjibaku 3 tahun di MLM dan kini ia mempunyai mobil mewah. Saya juga mengenal langsung seorang tukang sol sepatu yang sukses di MLM dan kini sudah memiliki mobil mewah, rumah megah dan asset milyaran.
Kisah orang miskin melesat di MLM jauh lebih mudah kita temukan di MLM dari pada di bisnis konvensional. Orang miskin jadi kaya raya di bisnis umum memang banyak tapi waktunya lebih panjang.
Excuse 8 : Fasilitas Tidak Memadai !
Untuk menjalankan MLM Anda tidak perlu banyak fasilitas. Saya mengenal seorang leader MLM yang sangat sukses, dari sebuah MLM asing yang bergerak di bidang nutrisi kesehatan. Padahal modal awalnya adalah sebuah brosur fotocopian bertuliskan bahasa asing yang tidak dimengerti siapapun. Saat itu, perusahaan baru masuk dan belum ada brosur bahasa Indonesia. Ketika ia berbicara impian dan bisnis besar dari perusahaan tersebut, semua orang menertawakan brosurnya. Akan tetapi setelah nutrisi itu terbukti menyembuhkan orang secara menakjubkan, maka langsung banyak peminatnya.
Saya juga bertemu seorang leader asing yang mempunyai kurang lebih belasan juta downline di seluruh dunia. Ia justru melarang jaringannya presentasi menggunakan LED Projector karena menurutnya akan susah diduplikasi. Ia hanya menggunakan white board setiap presentasi, walaupun ia sudah sangat kaya raya. Tujuannya agar jangan sampai downline minder karena tidak punya fasilitas atau merasa hanya bisa sukses kalau punya LED Projector.
Ada juga leader yang sangat melarang seorang upline mentraktir atau membayarkan tiket downlinenya untuk pertemuan, sekalipun cuma Rp 10.000. Alasannya sederhana, karena kalau kita membayarkan downline untuk pertemuan, nanti diduplikasi bisa berbahaya, bisnis yang harusnya minim modal jadi membebani.
Jadi, jangan jadikan minimnya fasilitas sebagai excuse untuk tidak sukses.
Excuse 9 : Saya Bukan Sarjana !
Di bisnis MLM tidak dikenal diskriminasi latar belakang pendidikan. Sekalipun Anda lulusan SD, peluangnya sama dengan seorang profesor. Siapapun Anda, Dokter, Satpam, Tukang Becak, Dosen, Mahasiswa, semuanya punya peluang sama.
Saya mengenal satu leader sukses yang mempunyai latar belakang akademis sangat tidak membanggakan. Ia selalu ada di ranking terakhir ketika di sekolah, akan tetapi kini mempunyai downline jutaan. Ia menjadi sumber inspirasi jutaan downlinenya yang diantara mereka adalah Dokter, Sarjana dan orang-orang yang berpendidikan tinggi.
Untuk sukses di bisnis MLM ijazah tidak dibutuhkan tapi komitmen dan kerja keraslah kuncinya. Orang berpendidikan justru harus sedikit merendahkan hati untuk sukses di MLM. Mereka harus mau belajar untuk menjalankan bisnis yang mempunyai pendekatan berbeda dengan bisnis konvensional. Bisnis MLM adalah bisnis manusia, jadi pendekatannya berbeda dengan bisnis pemasaran biasa atau bisnis konvensional.
Justru yang berat, terkadang kita harus belajar dari orang yang pendidikannya jauh lebih rendah dari kita, jadi memang dibutuhkan kebesaran hati untuk sukses di dalam bisnis ini. Kebesaran hati untuk menghargai orang lain atas prestasinya, kerendahan hati untuk belajar dari siapa saja.
Bukankah ini adalah ahlak mulia yang bisa didapatkan dari bisnis MLM ?
Excuse 10 : Saya Tidak Berpengalaman !
Jangan takut jika tidak berpengalaman. Karena ada support sistem yang bisa membantu Anda untuk melalui tahapan demi tahapan untuk mencapai sukses. Saya bertemu banyak orang yang sukses di MLM sekalipun tidak punya pengalaman di bisnis MLM.
Ada satu leader MLM yang ketika diperkenalkan MLM dengan sebutan Network Marketing mengira bahwa ini adalah bisnis Network Computer. Karena ia adalah mahasiswa IT. Setelah diterangkan ia baru mengerti ternyata itu MLM. Awalnya ia malas mencoba, karena tidak tahu apa-apa tentang MLM, tapi setelah dijelaskan lebih rinci akhirnya ia bergabung. Kini ia sudah mempunyai mobil Mercy mewah penghargaan dari MLM yang diikutinya dan mempunyai aset milyaran rupiah.
Ada satu lagi leader yang sama sekali tidak punya pengalaman MLM dan tidak punya pengalaman berbicara di depan umum. Ketika presentasi di depan satu orang saja keringatnya mengucur deras karena grogi. Ia terus menjalankan bisnis ini sampai akhirnya sukses mempunyai downline puluhan ribu dan sebuah mobil Mercy mewah telah diterimanya.
Jadi pengalaman sama sekali bukan kunci sukses di MLM. Kalau kita mau belajar dan mengikuti sistem, kita akan sukses.
(sumber : Buku No Excuse! by Isa Alamsyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar